Tanggal Rilis | : | 13 Oktober 2016 |
Ukuran File | : | 0.6 MB |
Abstraksi
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan September 2016, NTP sebesar 95,10 mengalami penurunan indeks sebesar 0,49 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,72 persen.
Bila dirinci menurut subsektor, diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada 3 subsektor yaitu Tanaman Pangan sebesar 0,79 persen, diikuti Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,58 persen, dan Hortikultura sebesar 0,03 persen, sedangkan 2 subsektor yang mengalami peningkatan NTP adalah Peternakan sebesar 1,77 persen dan Perikanan sebesar 0,18 persen.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada September 2016 meningkat sebesar 0,23 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada seluruh subsektor yaitu Peternakan sebesar 2,13 persen, Perikanan sebesar 1,11 persen, Hortikultura sebesar 0,72 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,15 persen, dan Perikanan sebesar 0,09 persen.
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan September 2016 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,72 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 123,42 menjadi 124,31 Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi pada Tanaman Pangan sebesar 0,94 persen sedangkan subsektor yang mengalami peningkatan terendah adalah subsektor Peternakan sebesar 0,35 persen.
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP September 2016 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 21 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 12 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Sumatera Utara sebesar 1,50 persen, diikuti Jambi sebesar 1,43 persen, serta Riau sebesar 1,00 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Lampung sebesar 1,15 persen, Maluku sebesar 0,74 persen, dan Sulawesi Tengah sebesar 0,53 persen. Provinsi Aceh berada pada posisi Provinsi keempat dengan penurunan NTP tertinggi yaitu sebesar 0,49 persen.
Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan September 2016 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,94 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 127,18 pada bulan Agustus 2016 menjadi 127,36 pada bulan September 2016.
Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan September 2016 disebabkan oleh naiknya indeks kelompok Bahan Makanan sebesar 1,95 persen diikuti oleh Sandang sebesar 0,46 persen, Kesehatan sebesar 0,20 persen, Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,15 persen, Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,09 persen, dan Perumahan sebesar 0,001 persen, sedangkan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau mengalami penurunan sebesar 0,06 persen.
Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan September 2016, seluruh provinsi terjadi inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Aceh sebear 0,94 persen, diikuti Lampung sebesar 0,83 persen, dan sumatera Barat sebesar 0,76 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah Kepulauan Riau sebesar 0,11 persen.
Selama September 2016, di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,02 persen dan kualitas GKR sebesar 0,98 persen. Berbeda dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan September 2016, harga gabah di tingkat penggilingan, terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,68 persen dan kualitas GKR sebesar 1,62 persen.Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama September 2016 naik sebesar Rp 48,19 per kg menjadi Rp 4.770,77 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.150,00 per Kg.
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kota Langsa
Jalan Tgk. Chik Ditunong Nomor 28
Desa Paya Bujok Tunong
Kecamatan Langsa Baro
Kota Langsa 24415
Telp/Fax : (0641) 21277 E-mail : bps1173@bps.go.id